Urgensi Implementasi Ekonomi Sirkular
Gelombang panas yang melanda Eropa dalam satu bulan terakhir, merupakan wujud nyata ancaman perubahan iklim. Peningkatan suhu bumi juga telah meningkatkan permukaan air laut dan merendam beberapa wilayah tepi pantai. Parahnya, sebagian besar kota di dunia berada dekat laut. Masuknya air laut ke daratan akan secara langsung merusak pusat-pusat perekonomian tersebut.
Para ahli lingkungan menyebut pembangunan yang eksploitatif sebagai pangkal segala kerusakan. Karena ancamannya begitu masif, semua pemangku kepentingan harus terlibat untuk beradaptasi dan memitigasi perubahan tersebut, termasuk para pelaku dan profesional bisnis.
Untuk menjawab permasalahan tersebut, para ekonom telah mengembangkan suatu model berkelanjutan yang dikenal sebagai ekonomi sirkular. Dalam model ini, kegiatan ekonomi diharuskan menggunakan seminimal mungkin material orisinal (virgin material), tidak ada kebocoran waste selama proses produksi maupun konsumsi, dan mendaur ulang limbah pascakonsumsi menjadi material bagi proses produksi selanjutnya.
Mengingat ancaman perubahan iklim yang semakin hari semakin nyata, model ekonomi sirkular harus segera diarusutamakan. Tantangannya bagi profesional dan pelaku bisnis adalah bagaimana agar bisnis dapat menjadi bagian integral dari model ekonomi berkelanjutan ini. Tentu saja, pemimpin bisnis perlu membangun model bisnis sirkular, yaitu suatu model bisnis yang dapat menghasilkan laba besar, tetapi ramah lingkungan.
Pada edisi khusus Ekonomi Sirkular ini, kami menghadirkan 7 ahli dan praktisi ekonomi sirkular untuk membantu pembaca memahami apa itu ekonomi sirkular, peluang dan hambatan penerapannya. Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro, misalnya, memberi gambaran mengenai ekonomi sirkular, berikut faktor yang mendorong dan menghambatnya.
Sementara itu dari praktisi dan pelaku bisnis, kami menyajikan tulisan Shinta Widjaja Kamdani dari Kadin Indonesia, Triyono Prijosoesilo dari Coca-Cola Indonesia, Yumi Nishikawa dari WWF, serta Temmy Satya Permana dari Kementerian Koperasi dan UKM. Para praktisi ini membuktikan bahwa model ekonomi sirkular sudah mulai dijalankan di Indonesia.
Reviews
There are no reviews yet.